Skip to main content

Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda
 Pemuda adalah istilah secara umum yang diberikan kepada seseorang yang masih muda, masa antara anak-anak dan dewasa (masa dewasa). Istilah ini juga merupakan istilah spesifik bagi kaum muda lelaki sedangkan istilah untuk kaum muda perempuan adalah pemudi. Di seluruh dunia, istilah youth (pemuda), adolescent (remaja), teenager (remaja), kid (anak-anak), dan young person (orang muda) dalam Bahasa Inggris saling bertukar tempat, mengandung arti yang sama tetapi kadang-kadang dibedakan. Youth dapat diartikan kepada seluruh waktu kehidupan seseorang ketika orang tersebut muda, termasuk masa kanak-kanak. Youth adalah kata lain untuk remaja yang berorientasi secara ilmiah dan istilah umum untuk remaja dan keremajaan. Istilah umum lainnya untuk ‘pemuda’ adalah young person (orang muda) dan young people (orang-orang muda). Masa muda adalah tahap membangun konsep diri. Konsep diri remaja dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti teman sebaya, gaya hidup, jenis kelamin, dan budaya. Inilah waktu dari kehidupan seseorang ketika mereka harus menentukan dan memutuskan apa yang selanjutnya akan mempengaruhi masa depan mereka. 12 Agustus dinyatakan sebagai Hari Pemuda Internasional oleh PBB.

Sosialisasi
 Sosialisasi adalah istilah yang digunakan oleh sosiolog, psikolog sosial, antropolog, ilmuwan politik dan pendidik untuk merujuk pada proses seumur hidup mewarisi dan menyebarkan norma, adat istiadat dan ideologi, mempersiapkan individu dengan keterampilan dan kebiasaan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakat sendiri.  Dengan demikian, sosialisasi dapat diartikan sebagai sarana di mana kelangsungan sosial dan budaya tercapai. Sosialisasi menjelaskan suatu proses yang dapat menyebabkan rasa diinginkan, atau "moral", akibat dari apa yang dikatakan masyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi dapat diartikan sebagai usaha untuk mengubah milik perseorangan menjadi milik umum (milik negara), proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya, dan upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal, dipahami, dan dihayati oleh masyarakat; pemasyarakatan.
Definisi Sosialisasi Menurut Pakar
Proses Sosialisasi
1. Menurut George Herbert Mead, berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
  - Tahap persiapan (Preparatory Stage): Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
  - Tahap meniru (Play Stage): Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other).
  - Tahap siap bertindak (Game Stage): Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lainpun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
  - Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other): Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

2. Menurut Charles H. Cooley. Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya. Menurut dia, Konsep Diri (self-concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang kemudian disebut looking-glass self terbentuk melalui tiga tahapan sebagai berikut:
  - Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain. Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
  - Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita. Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu memuji dia, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya. MIsalnya, gurunya selalu mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum tentu benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.
  - Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut. Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.
Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori labeling, dimana seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan apa penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak dicap "nakal", maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai "anak nakal" sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian itu belum tentu kebenarannya.

Tujuan Sosialisasi
1.    Mengembangkan kemampuan seorang anak dalam kehidupan untuk berkomuniasi secara efektif.
2. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan seseorang yang mempunyai tugas pokok dalam masyarakat.
3. Menanamkan nilai-nilai kepercayaan kepada seseorang yang mempunyai tugas pokok dalam masyarakat.
4.  Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seseorang.
5.  Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien.
6.  Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari.
7.  Membiasakan individu dengan nilai-nilai yang ada pada masyarakat.

Peran  Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
1. Sebagai Agent of Change, mahasiswa sebagai agen perubahan dituntut bersifat kritis dan diperlukan implementasi yang nyata. Mahasiswa adalah garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat, mengembalikan nilai-nilai kebenaran yang dilakukan oleh kelompok-kelompok elit yang hanya mementingkan dirinya dan nasib kelompoknya. Dan jangan sampai garda terdepan ini terikat oleh politik dan kepentingan kelompok, dan melupakan peranannya sebagai agen of changes. Dan harapan bangsa terhadap mahasiswa adalah menjadi generasi penerus yang memiliki loyalitas tinggi terhadap kemajuan bangsa.
2. Sebagai Control Sosial. Mahasiswa sebagai penengah antara Pemerintah dan masyarakat, di sinilah peranan mahasiswa sebagai pengontrol. Mahasiswa menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pemerintah dan juga mahasiswa menunjukkan sikap yang baik terhadap masyarakat sebagai kontrol sosial. Sebagai pengontrol sosial mahasiswa juga memiliki tugas mengontrol peraturan – peraturan dan kebijakan – kebijakan yang dibuat untuk kepentingan pribadi dan kelompok.
3. Sebagai Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia – manusia tangguh yang memilik kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya.


Little Story about Organization
PERSADIA atau Persatuan Diabetes Indonesia adalah tempat yang baru dua tahun saya kenal. Di organisasi ini, saya menjumpai banyak hal dan orang baru. Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman saya, Dr Firas, yang telah mempertemukan saya dengan PERSADIA.
Semua itu bermula satu tahun yang lalu, ketika saya diminta hadir pada suatu rapat yang saya tidak tahu akan membahas apa, yang jelas saya sangat menyukai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan diabetes, jadi saya datang dengan dengan perasaan penuh semangat. Saya datang lebih awal, berekanalan dengan orang-orang yang ada dan tak lama kemudian rapat dimulai. Butuh waktu satu tahun bagi saya untuk mengerti benar apa yang sedang dijalankan orang-orang di PERSADIA. Rapat itu membahas salah satu acara rutin yang akan diadakan beberapa bulan ke depan. Acara besar dan penting -yang selanjutnya dikenal sebagai DOCLink (Diabetes Obesity and Cardiovascular Link)- baik bagi PERSADIA dan anggota-anggotanya maupun bagi para praktiksi kesehatan. Namun kehadiran saya saat itu bukan fokus pada DOCLink melainkan pada satu kegiatan yang baru akan dimulai di PERSADIA. Masih di bawah serangkaian acara DOCLink, Young Leader Diabetics Workshop mulai didiskusikan.
Young Leader Diabetics Workshop adalah seminar yang diprioritaskan bagi para penyandang diabetes usia muda (18-40 tahun) dengan tidak terbatas pada satu tipe. Pembahasan dalam seminar YLD sudah berorientasi pada jenjang yang lebih tinggi seperti, bagaimana menghadapi dunia perkuliahan, bagaimana menghadapi tes kesehatan saat melamar pekerjaan, bagaimana menghadapi masa kehamilan (khusus wanita), dan masih banyak lagi.
Rapat demi rapat saya hadiri, tak sabar ingin cepat-cepat lihat seperti apakah jadinya seminar yang sedikit banyak saya tangani mengingat itu adalah kali pertama saya berada di lingkungan yang saya anggap memberi banyak sekali pengaruh baik kepada diri saya dan saya sangat menyukainya. Saya berusaha sebaik dan sesempurna yang saya bisa agar saya tidak mengecewakan dan memberikan hasil kerja yang memuaskan. Ketika acara berlangsung, bisa disimpulkan bahwa Young Leader Diabetics Workshop berjalan sesuai rencana dan terkendali.
Sejak saat itu, saya memutuskan bahwa PERSADIA dan segala kegiatannya merupakan salah satu bagian terpenting dalam hidup saya. Selain karena saya merasa saya berada di tempat yang tepat, saya juga merasa bahwa PERSADIA merupakan organisasi yang mampu memberikan hal-hal yang tidak diajarkan di bangku perkuliahan. Terima kasih kepada Prof. Sidartawan Soegondo, MD yang telah mendirikan PERSADIA dan kepada dr Firas yang telah mengajak saya untuk bergabung di PERSADIA. 

Tujuan Organisasi
- Mengatasi terbatasnya kemampuan, kemandirian dan sumber daya yang dimilikinya dalam mencapai tujuan.
-   Mencapai tujuan secara lebih efektif dan efesien karena dilakukan bersama-sama.
-   Mengembangkan sumber daya dan teknologi bersama-sama.
-   Wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja.
-   Wadah mengelola lingkungan bersama-sama.
-   Wadah mencari keuntungan bersama-sama.
-   Wadah menggunakan kekuasaan dan pengawasan (motif kekuasaan).
-   Wadah mendapatkan penghargaan (motif penghargaan)
-   Wadah menambah pergaulan.
-   Wadah memanfaatkan waktu luang. 

Sumber
~ Wikipedia
~ www.ssdiacare.com
~ kamusbahasaindonesia.org
~ www.oxfordlearnersdictionaries.com
~ file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032-ELLY_MALIHAH/POKOK_MATERI_SOSIOLOGI,_ELLY_M/4._SOSIALISASI_DAN_PEMBENTUKAN_SKL.pdf
~ www.scribd.com/doc/49176523/sosialisasi
~ infosos.wordpress.com/kelas-x/sosialisasi/
~ www.academia.edu/4631795/Peran_dan_Fungsi_Mahasiswa
~ Fan Page Politeknik Pertanian Payakumbuh

Comments

Popular posts from this blog

Reading 4 the 8th Meeting

Dracula - Chapter 1 The Road to Castle Dracula   My name is Jonathan Harker. I am a lawyer and I live in London. About seven years ago, some strange and terrible things happened to me. Many of my dear friends were in danger too. At last we have decided to tell the story of that terrible time. Part of my work is to find houses in England for rich people who live in foreign countries. At the beginning of 1875, I received a letter from Transylvania, a country in Eastern Europe. The letter was from a rich man called Count Dracula. He wanted to buy a house near London.   The Count ask me to find him an old house with a large garden. The price of the house was not important. I found him a large, old house to the east of London. I wrote to the Count and he agreed to buy it. There were many papers which he had to signs. To my surprise, Count Dracula invited me to visit him in his castle in Transylvania. ‘Bring the papers with you,’ he wrote in his letter. ‘I can sign them here.’   I

Heal the World

Mungkin...ini sudah sangat terlambat untuk mengatakan lagu Heal the World yang dinyayikan Michael Jackson mengandung pesan dan makna yang sangat dalam, tapi tak ada salahnya saya mengatakan apa yang saya pikirkan ketika saya -setelah sekian lama- mendengarkan kembali lagu ini sambil membaca liriknya. And the dream we were conceived In Will reveal a joyful face And the world we once believed in Will shine again in grace Then why do we keep strangling life Wound this earth Crucify its soul Though it's plain to see This world is heavenly be God's glow Bumi ini semakin hancur dan rusak. Penghuninya kini sudah semakin tak peduli dengan kondisi bumi yang sangat memprihatinkan. Di luar keadaan lingkungannya, manusia terus saling pamer kekuasaan, harta, uang dan sebagainya. Saling menghancurkan ras dan agama secara perlahan dan sembunyi-sembunyi, atau terang-terangan dan membuat seluruh dunia heboh dengan caranya yang membabi buta. Kemana perginya manus

Pengorganisasian dan Revisi Pesan-Pesan Bisnis

A. Pengorganisasian Melalui Outline Dibutuhkan dua proses tahapan  untuk mencapai pengorganisasian yang baik,  yaitu: 1. Mendefinisikan dan mengelompokan ide-ide: memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar bagi setiap komunikator yang harus dipecahkan. Jika materinya memang lemah dan tidak memiliki suatu gaya yang menarik, fakta yang ada akan kabur. Cepat atau lambat, audiens akan menimpulkan bahwa komunikator benera-benar tidak mempunyai sesuatu yang bernilai sedikit pun. Apakah dengan menelepon, membuat tiga paragraph surat, atau menulis laporan dua ratus halaman, akan dimulai dengan mendefinisikan isi materinya. Semakin panjang dan kompleks, semakin penting tahap pertama ini. Apabila menyusun pesan yang panjang dan kompleks, outline sangat diperlukan dan menjadi penting artinya. Mengapa demikian? Hal ini karena dengan adanya outline akan membantu komunikator memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Di samping itu, outline j