Skip to main content

Hard News

Hard news secara umum bisa didefinisikan sebagai berita up-to-the-minute (update setiap menit) dan berita-beritanya disampaikan langsung setelah kejadian. Ekonomi, politik, perang, tindak kriminal, bencana, kecelakaan adalah contoh-contoh hard news. Bentuk penyampaian hard news sangat serius dan berdasarkan pendekatan fakta.

Contoh hard news:
Sejak diumumkannya 6 Paket Kebijakan Ekonomi jilid III pada hari Rabu tanggal 7 Oktober 2015, nilai tukar rupiah terhadap dollar dirasa semakin menguat setiap harinya. Dilansir dari Republika edisi Kamis, 8 Oktober 2015, ada anggapan bahwa paket kebijakan ekonomi jilid III lebih mengedepankan pada pembenahan kondisi makro ekonomi yang lebih konkret dan terarah. Selain itu, komentar positif dari pejabat yang mengatakan bahwa penguat rupiah ialah faktor psikologis sebagai dampak dari respon positif akan paket kebijakan tersebut, turut menambah aura positif pada laju rupiah. Reza Priyambada, selaku kepala analis riset PT NH Korindo Securities, mengatakan masih berlanjutnya penguatan pada rupiah memberikan peluang kenaikan lanjutan. Akan tetapi, di sisi lain adanya pelonggaran moneter oleh Jepang membuat laju Yen melemah terhadap dolar AS sehingga terdapat potensi pembalikan naik bagi dolar AS meski tipis.
"Diharapkan kenaikan indeks dolar AS tidak mengurangi potensi kenaikan lanjutan pada laju rupiah," kata Reza. Tetap sesuaikan kondisi dengan riil lapangan dan mencermati sentimen di pasar. Dia menyebut tetapnya kebijakan moneter Jepang, naiknya harga minyak mentah dunia, dan membaiknya laju Euro memberikan sentimen positif pada laju rupiah. "Kami harapkan sentimen ini masih dapat berlanjut untuk dapat mempertahankan tren kenaikan lanjutan dari rupiah," ujarnya.

Referensi:
1. Siddika, A. (2013, October 6). Hard News vs Soft News. Retrieved October 7, 2015, from http://www.slideshare.net/asiyasiddika28/hard-news-vs-soft-news
2. Rostanti, Q. (2015, October 8). Rupiah Perlahan Menguat, Apa Penyebabnya? Retrieved October 14, 2015, from http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/15/10/08/nvvm1l349-rupiah-perlahan-menguat-apa-penyebabnya

Comments

Popular posts from this blog

Reading 4 the 8th Meeting

Dracula - Chapter 1 The Road to Castle Dracula   My name is Jonathan Harker. I am a lawyer and I live in London. About seven years ago, some strange and terrible things happened to me. Many of my dear friends were in danger too. At last we have decided to tell the story of that terrible time. Part of my work is to find houses in England for rich people who live in foreign countries. At the beginning of 1875, I received a letter from Transylvania, a country in Eastern Europe. The letter was from a rich man called Count Dracula. He wanted to buy a house near London.   The Count ask me to find him an old house with a large garden. The price of the house was not important. I found him a large, old house to the east of London. I wrote to the Count and he agreed to buy it. There were many papers which he had to signs. To my surprise, Count Dracula invited me to visit him in his castle in Transylvania. ‘Bring the papers with you,’ he wrote in his letter. ‘I can sign them here...

Upacara Rambu Solo dan Ritual Ma'nene di Tana Toraja

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma. Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum tersen...

Komunikasi Lisan dan Negosiasi

A. Komunikasi Lisan dalam Rapat Di dalam pertemuan dan rapat setiap peserta harus menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap peserta hendaknya: - Mampu berkomunikasi secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab. - Mampu berperan sebagai komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan. - Mampu berperan sebagai komunikan yang sangat responsif namun tidak emosional. - Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian. - Mampu mengendalikan diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele. B. Komunikasi Lisan dalam Wawancara Wawancara pada dasarnya adalah obrolan biasa, hanya saja dengan topik tertentu, dan ada pihak yang lebih dominan bertanya (pewawancara) dan pihak lain dominan menjawab, menjelaskan, atau memberi informasi (narasumber).  Wawancara sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena ia merupakan sarana atau teknik pengump...