A. Pengertian dan Cakupan Komunikasi
Ada banyak pengertian komunikasi dalam literature, beberapa menyatakan bahwa “komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain. Suatu komunikasi yang tepat tidak akan terjadi kalau penyampaian berita tadi tidak disampaikan sebagaimana mestinya dan penerima berita menerimanya tidak dalam distorsi.” Distorsi ini dapat terjadi karena seseorang mempersepsi lain dari apa yang dimaksudkan oleh pengirim informasi. Oleh karena itu komunikasi sangat erat hubungannya dengan persepsi. Seseorang tidak akan dapat menangkap makna atau pengetahuan jika tidak dapat mempersepsi dengan baik makna atau pengetahuan yang dikomunikasikan. Persepsi pada hakikatnya adalah proses pengalaman dan pengetahuan yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan sebagainya. Antara penglihatan dengan persepsi dapat timbul salah paham, karena apa yang dilihat, ditafsirkan, secara lisan. Herbert T mengemukakan bahwa, “komunikasi adalah proses ketika makna dan pengetahuan ditransfer dari satu orang ke orang lain, biasanya dilakukan demi mencapai tujuan terntentu.” Komunikasi adalah proses mentransfer pengetahuan atau makna untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih lanjut Krech menyatakan, “definisi sederhana dari komunikasi akan mengacu pada penggunaan simbol-simbol untuk meraih informasi umum mengenai suatu objek.” Definisi yang sederhana menyatakan bahwa komunikasi adalah kegiatan menggunakan simbol-simbol dalam rangka menyampaikan informasi tentang suatu objek. Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk memenuhi hasrat orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang, isyarat, kemudian disususul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal. Peristiwa komunikasi pasti dilaksanakan oleh manusia karena itu pembicaraan tentang komunikasi sangat luas hampir tak ada batasnya, oleh karenanya batas-batas yang mampu menunjukkan kekhususan komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu dapat dipelajari. Effendy (Liliweri, 1997: 6) menampilkan ruang lingkup ilmu publistik/ilmu komunikasi atas unsur-unsur:
1. Bentuk
a. Komunikasi Personal
1) Komunikasi Intrapersonal
2) Komunikasi Interpersonal
b. Komunikasi Kelompok
1) Komunikasi Kelompok Kecil
- Kuliah
- Diskusi panel
- Simposium
- Brainstorming
2) Komunikasi Kelompok Besar/Public Speaking
c. komunikasi Massa
1) Pers
2) Televisi
3) Film
2. Sifat
a. Verbal
1) Lisan
2) Tertulis
b. Nonverbal
1) Gestural
2) Pictorial
3. Metode
a. Komunikasi Informatif
b. Komunikasi Persuasi
c. komunikasi Paksaan/Instruktif
4. Teknik
a. Jurnalisme
b. Hubungan Masyarakat
c. Periklanan
d. Propaganda
e. Publisitas
5. Fungsi
a. Informasi Massa
b. Edukasi Massa
c. Persuasi Massa
d. Hiburan Massa
6. Tujuan
a. Perubahan sosial/Partisipasi Sosial
b. Perubahan Sikap
c. Perubahan Pendapat
d. Perubahan Tingkah Laku
7. Model
a. Komunikasi Arus Satu Langkah
b. Komunikasi Dua Langkah
c. Komunikasi Multi Langkah
8. Bidang
a. Komunikasi Sosial
b. Komunikasi Manajemen/Organisasional
c. Komunikasi Bisnis
d. Komunikasi politik
e. Komunikasi Budaya
f. Komunikasi Budaya
g. Komunikasi Internasional
h. Komunikasi Pengembangan
i. Komunikasi Lingkungan
9. Sistem
a. Sistem Tanggung Jawab Sosial
b. Sistem Otoritas
1. Bentuk
a. Komunikasi Personal
1) Komunikasi Intrapersonal
2) Komunikasi Interpersonal
b. Komunikasi Kelompok
1) Komunikasi Kelompok Kecil
- Kuliah
- Diskusi panel
- Simposium
- Brainstorming
2) Komunikasi Kelompok Besar/Public Speaking
c. komunikasi Massa
1) Pers
2) Televisi
3) Film
2. Sifat
a. Verbal
1) Lisan
2) Tertulis
b. Nonverbal
1) Gestural
2) Pictorial
3. Metode
a. Komunikasi Informatif
b. Komunikasi Persuasi
c. komunikasi Paksaan/Instruktif
4. Teknik
a. Jurnalisme
b. Hubungan Masyarakat
c. Periklanan
d. Propaganda
e. Publisitas
5. Fungsi
a. Informasi Massa
b. Edukasi Massa
c. Persuasi Massa
d. Hiburan Massa
6. Tujuan
a. Perubahan sosial/Partisipasi Sosial
b. Perubahan Sikap
c. Perubahan Pendapat
d. Perubahan Tingkah Laku
7. Model
a. Komunikasi Arus Satu Langkah
b. Komunikasi Dua Langkah
c. Komunikasi Multi Langkah
8. Bidang
a. Komunikasi Sosial
b. Komunikasi Manajemen/Organisasional
c. Komunikasi Bisnis
d. Komunikasi politik
e. Komunikasi Budaya
f. Komunikasi Budaya
g. Komunikasi Internasional
h. Komunikasi Pengembangan
i. Komunikasi Lingkungan
9. Sistem
a. Sistem Tanggung Jawab Sosial
b. Sistem Otoritas
B. Unsur-Unsur dalam Komunikasi
- Sumber: dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat beruba orang, lembaga, buku, dokumen, dan sejenisnya.
- Komunikator: dalam komunikasi, setiap orang atau kelompok dapat menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu proses di mana komunikator dapat menjadi komunikan, sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator.
- Pesan: keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu.
- Channel/Saluran: saluran penyampain pesan, biasa juga disebut dengan media. Media komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian, yaitu media umum dan media massa. Media umum adalah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya radio dan sebagainya. Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa. Disebut demikian karena sifatnya yang massal, misalnya televisi dan sebagainya.
- Komunikasi: komunikasi dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu, personal, kelompk, dan massa. Dari segi sasarannya maka komunikasi ditujukan atau diarahkan ke dalam komunikasi personal, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
- Efek: hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai maka komunikasi bisa dikatakan berhasil, demikian pula sebaliknya. Efek ini dapat dilihat dari opini pribadi, opini publik, dan opini mayoritas.
C. Bentuk Dasar dari Komunikasi
1. Komunikasi verbal: merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan ataupun lisan. Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik. Secara umum, untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan tulisan dan lisan. Sedangkan untuk menerima pesan-pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan pendengaran dan bacaan.
2. Komunikasi nonverbal: menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, manusia telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang lain, baik rasa senang, benci, cinta, rindu, dan berbagai macam perasaan lainnya. Bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari.
2. Komunikasi nonverbal: menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, manusia telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang lain, baik rasa senang, benci, cinta, rindu, dan berbagai macam perasaan lainnya. Bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari.
D. Bisnis dalam Pandangan Komunikasi
Asas-asas komunikasi modern lebih menekankan kebutuhan komunikan dan kesiapan komunikan dalam proses komunikasi. Itu lebih penting daripada fungsi pesan dan tujuan komunikator. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang lebih modern pun lebih memperhitungkan factor peluang daripada produksi.
Ketika permintaan barang dan jasa melebihi penawarannya, maka yang terpenting adalah bagaimana memproduksi barang dan jasa sebanyak mungkin. Tetapi ketika keadaannya menjadi sebaliknya, fokus kegiatan bisnis harus tertuju pada pertanyaan “apakah peluang pasar masih terbuka?”
Peluang pasar sebenarnya tidak selalu signifikan dengan penawaran barang dan jasa. Artinya barang dan jasa dalam jumlah banyak tidak menjadikan pasar menjadi jenuh. Sebaliknya, jumlah barang dan jasa yang sedikit atau langka tidak selalu menyebabkan peluang pasarnya menjadi besar. Mengapa demikian?
1) Dalam realitas psikologis ternyata kebutuhan dapat diciptakan. Kebutuhan manusia terhadap barang (individual habit). Dalam konteks ini, peluang pasar dapat dibuat melalui mekanisme komunikasi yang secara berkesinambungan membentuk nila-nilai sosial (social values), preferensi dan fungsi. Terbukanya peluang pasar bagi produk minimum merupakan hasil pengkondisian yang dilakukan oleh media massa melalui informasinya. Informasi itulah yang membentuk nilai-nilai, citra (image) dan kebutuhan. Dengan demikian, kegiatan komunikasi sering kali dilakukan terlebih dulu untuk membentuk peluang pasar.
2) Peluang pasar sangat ditentukan oleh citra konsumen mengenai barang dan jasa. Jika sebuah produk mampu meyakinkan konsumen bahwa produk itu memiliki kredibilitas, memiliki fungsi, dijamin keamanannya dan keunggulan-keunggulan lainnya, peluang pasarnya pun akan terbentuk. Masalahnya, sering kali barang dan jasa tersebut tidak diketahui oleh khalayak karena tidak adanya strategi komunikasi yang benar dan memadai. Kegiatan komunikasi yang dimaksud adalah berupa promosi. Kegiatan promosi itu meliputi kegiatan hubungan antar manusia (human relation), kegiatan hubungan masyarakat (public relation) dan kegiatan advertensi atau iklan. Kegiatan promosi yang sangat efektif dewasa ini adalah memperkenalkan produk melalui jasa periklanan. Melalui kegiatan periklanan target yang diharapkan adalah bahwa konsumen mengenal karakteristik produk, memahami fungsi serta keunggulan produk itu, lalu menjadi yakin keuntungan memakai produk tersebut. Salah satu dalil strategi periklanan menyebutkan bahwa iklan yang efektif adalah iklan berbiaya paling rendah, dapat mencapat sasaran orang-orang yang akan membeli. Oleh sebab itu sebelum melakukan promosi lewat iklan, perhitungkan berapa dana yang dimiliki baru menentukan strategi memilih media promosi yang sesuai.
Sumber:
1. Purwanto, Djoko. (2003). Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
2. Purwanto, Djoko. (2011). Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.
3. Purwanto, Djoko. (1997). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.
4. Nawangsari, Sri. (1997). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma.
Sumber:
1. Purwanto, Djoko. (2003). Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
2. Purwanto, Djoko. (2011). Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.
3. Purwanto, Djoko. (1997). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.
4. Nawangsari, Sri. (1997). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma.
5. Panjaitan, M. (2012). Retrieved May 11, 2016, from https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjEmdTIttHMAhXEpJQKHbbUAwwQFgg1MAM&url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31113/4/Chapter%20II.pdf&usg=AFQjCNFG2-MauNRAbI-kETiNa31Bgcgelw&sig2=kITK8W2Kqu-IarQBFhaNOw&bvm=bv.121658157,d.dGo
Comments
Post a Comment