A. Ilmu Pengetahuan
Mulyadi Kartanegara beranggapan bahwa ilmu pengetahuan
secara bahasa adalah science berarti "keadaan atau fakta mengetahui dan
sering diambil dalam arti pengetahuan (knowledge) yang kontras terhadap intuisi
dan kepercayaan. Ilmu pengetahuan yang dimaksud dengan sains (science) adalah
ilmu pengetahuan ilmiah atau pengetahuan yang bersifat ilmu, secara ilmu
pengetahuan, memenuhi syarat ilmu pengetahuan (KBBI). Oleh karena itu, tidak
semua ilmu pengetahuan disebut sebagai pengetahuan. Saat pengetahuan sudah
memenuhi syarat yang ada, maka dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan. Untuk
selanjutnya, akan diulas tentang pengertian ilmu pengetahuan menurut para ahli.
Pengertian ilmu pengetahuan menurut Van Puersen bahwa
yang disebut sebagai ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan yang
terorganisasi, yaitu dengan sistem dan metode berusaha mencari hubungan hubungan
tetap di antara gejala-gejala.
Achmad Baiquni mengatakan bahwa pengertian ilmu
pengetahuan secara singkat yaitu ilmu pengetahuan atau sains sebagai himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat
diterima oleh rasion, artinya dapat dinalar. Sehingga dapat dikatakan bahwa
ilmu pengetahuan atau sains adalah himpunan rasionalitas kolektif insani.
Pengertian ilmu pengetahuan menurut Cohen, bahwa
"a scientific ideally, a universal empirical statement; which assert
causal connection between two or more types of event".
Menurut Goldstein, ilmu merupakan cara memandang
dunia, memahami, dan mengubahnya. Dalam konteks kreativitas keilmuan, ilmu
pengetahuan didefinisikan sebagai sistem berpikir yang melibatkan serangkaian
aktivitas kreatif dan imajinatif ilmuwan dalam upaya mencari kebenaran.
Pengertian ilmu Pengetahuan Menurut Soerjono Soekanto adalah Pengetahuan
(knowledge) yang tersusun sitematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran,
pengetahuan di mana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan
kritis oleh setiap orang lain yang mengetahuinya.
Menurut Sutrisno
Hadi, Pengertian ilmu Pengetahuan ialah kumpulan dari pengalaman-pengalaman
dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonis
dalam suatu bangunan yang teratur.
Sondang
Siagian mengungkapkan, Pengertian ilmu Pengetahuan merupakan suatu
objek, ilmiah yang memiliki sekelompok prinsipil, dalil, rumus, yang melalui
percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya,
dalil-dalil, prinsip-prinsip dan rumus-rumus mana dapat diajarkan dan
dipelajari.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya merupakan kumpulan
kumpulan pengetahuan yang diperoleh manusia dari berbagai sumber.
Pengetahuan-pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan metode tertentu, yakni
metode ilmiah. Hasil dari semua itu lalu disusun secara sistematis. Selanjutkan
dilakukan uji kebenaran atau verifikasi secara empiris. Lalu pengalaman nyata
akan membuktikan kebenaran secara konkret. Jadi dari berbagai pengertian ilmu
pengetahuan di atas, terlihat bahwa ilmu pengetahuan itu konkrit, sehingga
dapat diamati, dipelajari dan diajarkan serta teruji kebenarannya, teratur,
bersifat khas atau khusus dalam arti mempunyai metolodologi, objek, sistematika
dan teori tersendiri.
B. Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak
benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk
mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan
mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. Ia
adalah istilah yang mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi alat-alat
sederhana, seperti linggis atau sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit,
seperti stasiun luar angkasa atau pemercepat partikel. Alat dan mesin tidak
mesti berwujud benda; teknologi virtual, seperti perangkat lunak dan metode
bisnis, juga termasuk ke dalam definisi teknologi ini. dan Teknologi juga dapat
dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah kebudayaan. Selain itu,
teknologi adalah terapan matematika, sains, dan berbagai seni untuk faedah
kehidupan seperti yang dikenal saat ini. Sebuah contoh modern adalah bangkitnya
teknologi komunikasi, yang memperkecil hambatan bagi interaksi sesama manusia,
dan sebagai hasilnya, telah membantu melahirkan sub-sub kebudayaan baru; bangkitnya
budaya dunia maya yang berbasis pada perkembangan internet dan komputer. Tidak
semua teknologi memperbaiki budaya dalam cara yang kreatif; teknologi dapat
juga membantu mempermudah penindasan politik dan peperangan melalui alat
seperti pistol atau bedil. Sebagai suatu kegiatan budaya, teknologi memangsa
ilmu dan rekayasa, yang masing-masing memformalkan beberapa aspek kerja keras
teknologis.
Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi
yaitu:
Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral
technological progress): Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi
dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang
sama.
Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving
technological progress): Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad
kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang
hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai
sepeda hingga jembatan.
Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving
technological progress): Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama
disebabkan karena hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia
dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga
kerja, bukan modalnya.
Banyak orang yang menggunakan teknologi, namun tidak
banyak orang yang mengerti apa definisi teknologi sebenarnya. Oleh karena itu,
banyak orang yang tidak dapat membedakan teknologi.
Teknologi memiliki banyak definisi yang berbeda-beda.
Masing-masing dikemukakan oleh beberapa buku dan ahli dalam bidangnya. Salah
satunya dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, Poerbahawadja Harahap, dan beberapa
ahli lainnya.
Definisi teknologi menurut Poerbahawadja Harahap: (1) Ilmu
yang menyelidiki cara-cara kerja di dalam teknik. (2) Ilmu pengetahuan yang
digunakan dalam pabrik-pabrik dan industri-industri.
Sedangkan definisi teknologi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1990:1158): (1) Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis
ilmu pengetahuan terapan. (2) Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
C. Fenomena Teknik pada Masyarakat
Menurut
Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
- Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
- Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis.
- Teknik berkembang pada suatu kebudayaan.
- Monisme, artinya semua teknik tertentu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
- Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
- Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
D. Ciri-Ciri Teknologi Barat
- Serba intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja, dll sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
- Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
- Kosmologi atau pandangan teknologi Barat adalah menganggap dirinya sebagai pusat yang lain periferi, waktu berkaitan dengan kemanjuan secara linier, memahami realitas secara terpisah dan berpandangan manusia sebagai tuan atau mengambil jarak dengan alam.
E. Kemiskinan
Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan,
seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun
permasalahan lain yang melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap
sebagai dimensi ekonomi melainkan telah meluas hingga ke dimensi sosial, kesehatan,
pendidikan dan politik. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah
ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan
makan maupun non-makan. Membandingkan tingkat konsumsi penduduk dengan garis
kemiskinan atau jumlah rupiah untuk konsumsi orang perbulan. Definisi menurut
UNDP dalam
Cahyat (2004), adalah ketidakmampuan untuk memperluas
pilihan-pilihan hidup, antara lain dengan memasukkan penilaian tidak adanya
partisipasi dalam pengambilan kebijakan publik sebagai salah satu indikator
kemiskinan. Pada dasarnya definisi kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu:
a) Kemiskinan absolut
Kemiskinan yang dikaitkan dengan perkiraan tingkat
pendapatan dan kebutuhan yang hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau
kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan seseorang untuk hidup secara layak.
Dengan demikian kemiskinan diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang
dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya
yakni makanan, pakaian dan perumahan agar dapat menjamin kelangsungan hidupnya.
b) Kemiskinan relatif
Kemiskinan dilihat dari aspek ketimpangan sosial,
karena ada orang yang sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya tetapi
masih jauh lebih rendah dibanding masyarakat sekitarnya (lingkungannya).
Semakin besar ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan
bawah maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin,
sehingga kemiskinan relatif erat hubungannya dengan masalah distribusi
pendapatan.
F. Ciri-Ciri Manusia yang Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
menurut Emil Salim
- Umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup, modal ataupun keterampilan. Faktor produksi yang dimiliki mereka sangat sedikit sehingga kemampuan mereka memperoleh pendapatan menjadi sangat terbatas.
- Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri. Pendapatan tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan ataupun modal usaha. Sementara untuk memperoleh kredit perbankan, mereka tidak dapat memenuhi syarat, seperti adanya jaminan kredit. Mereka terpaksa berpaling pada “lintah darat” yang biasanya meminta syarat pelunasan yang berat dan memungut bunga yang tinggi.
- Tingkat pendidikan mereka yang rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar. Waktu mereka habis tersita untuk mencari nafkah sehingga tidak tersisa lagi waktu untuk belajar. Anak-anak mereka tidak bisa menyelesaikan sekolah, karena harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan atau menjaga adik-adik di rumah, sehingga secara turun-temurun meraka terjerat dalam keterbelakangan di bawah garis kemiskinan ini.
- Banyak di antara mereka yang tinggal di pedesaan dan tidak memiliki tanah. Kalaupun ada, maka tanahnya sangat kecil. Umumnya mereka menjadi buruh tani atau pekerja di luar pertanian. Karena petani bekerja secara musiman, maka kesinambungan kerja mereka kurang terjamin. Banyak di antara mereka menjadi pekerja bebas (self-employed) yang bekerja di bidang apa saja. Dalam keadaan penawaran tenaga kerja yang besar, maka tingkat upah menjadi rendah, sehingga mengurung mereka di bawah garis kemiskinan. Didorong oleh kesulitan hidup di desa, banyak di antara mereka mencoba berusaha di kota (urbanisasi).
- Banyak di antara mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan atau pendidikan. Sementara kota-kota di negara berkembang tidak siap menampung urbanisasi penduduk desa ini. Apabila di negara maju pertumbuhan industri menyertai urbanisasi dan pertumbuhan kota-kota menjadi penarik bagi masyarakat desa untuk bekerja di kota, maka proses urbanisasi di negara berkembang tidak disertai proses penyerapan tenaga kerja. Keadaan mereka di kota dan di desa menjadi buruk, tanpa harapan untuk keluar dari bawah garis kemiskinan (Salim, 1984).
G. Kasus Teknologi Barat dan Timur
Perang Dingin dan Perkembangan TI
Perang Dingin (Cold War) ditandai dengan pembagian
blok yang kentara antara Blok Timur pimpinan Uni Soviet yang berhaluan komunis
dengan Blok Barat pimpinan Amerika Serikat yang menganut kapitalisme. Hubungan
internasional pada kurun waktu sejak berakhirnya Perang Dunia II tak lepas dari
kerangka Perang Dingin.
Dominasi Uni Soviet dan Amerika Serikat terhadap para
sekutunya menyebabkan hubungan internasional sangat dipengaruhi kepentingan kedua
negara adidaya. Tidak mengherankan munculah blok-blok aliansi yang lebih
didasarkan pada persamaan ideologis. Hampir semua langkah diplomatik
dipengaruhi oleh tema-tema ideologis yang kemudian dilengkapi dengan perangkat
militer. Pertentangan sistem hidup
komunis dan liberal ini sedemikian intensifnya sehingga pada akhirnya
perlombaan senjata tak dapat dihindarkan lagi karena dengan jalan menumpuk
kekuatan nuklir itulah jalan terakhir menyelamatkan ideologinya. Jadi perang
ini lebih menjurus kepada perang antara liberalisme melawan komunisme.
Menurut Juwono Sudarsono (1996), secara resmi apa yang
dikenal sebagai Perang Dingin berakhir pada kurun waktu 1989-1990 dengan
runtuhnya Tembok Berlin pada 9 November 1989 serta menyatunya Jerman Barat dan Jerman
Timur pada 3 Oktober 1990. Perkembangan itu disusul dengan bubarnya Uni Soviet
pada 25 Desember 1991 bersamaan dengan mundurnya Mikhail Gorbachev sebagai
kepala negara. Setelah berakhirnya Perang Dingin yang ditandai antara lain
runtuhnya Tembok Berlin dan bubarnya Uni Soviet, Amerika Serikat menjadi
satu-satunya negara adidaya.
Pola Perang Dingin
Paradigma Perang Dingin 1949-1989 terbagi pada
beberapa tahap perkembangan sesuai dengan realitas hubungan antar bangsa, secara
politis Perang Dingin terbagi atas tahap 1947-1963 dengan beberapa puncak
persitiwa seperti Blokade Berlin 1949, Perang Korea 1950-1953, Krisis Kuba 1962
dan Perjanjian Proliferasi Nuklir 1963. Selanjutnya selama Perang Vietnam
1965-1975, paradigma Perang Dingin terbatas pada persaingan berkelanjutan
antara AS dan Uni Soviet di beberapa kawasan strategis dunia.
Salah satu yang terpenting, terjadi dalam Perang
Arab-Israel 1967-1973. Perundingan senjata strategis yang mulai dirintis dan
dikukuhkan melalui Perjanjian SALT I juga menjadi salah satu ciri periodeini. Selama
kurun waktu yang panjang itulah isu-isu seperti pertentangan ideologis,
perebutan wilayah pengaruh, pembentukan blok militer, politik bantuan ekonomi
yang dilatarbelakangi kepentingan ideologis, spionasi militer dan pembangunan
kekuatan nuklir menjadi tema-tema penting.
Oleh karena itu di tengah pertentangan Blok Timur dan
Barat itulah muncul apa yang disebut Negara Non Blok. Indonesia menjadi salah
satu pelopor berdirinya Gerakan Non Blok yang banyak menarik perhatian
negara-negara yang baru merdeka sesudah 1945. Cina meskipun tergolong negara
besar dan memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB, namun menjadi salah satu
anggota GNB hingga kini.
Isu-Isu Baru
Berakhirnya salah satu episode dalam hubungan antar
bangsa berupa Perang Dingin, melahirkan realitas baru dalam perhatian negara
besar dan negara yang bekas komunis. Isu-isu utama yang menjadi pilar hubungan
internasional pun mengalami pergeseran. Meskipun isu lama yang menyangkut
keamanan nasional dan pertentangan masih tetap berlanjut namun tak dipungkiri
adanya perhatian baru dalam tata hubungan antar negara dan antar bangsa.
Sedikitnya ada empat isu yang jadi sorotan baru.
Pertama, pada era pasca Perang Dingin, perhatian lebih difokuskan pada usaha
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa menghadapi lingkungan internasional
yang belum jelas. Lingkungan internasional sekarang lebih kabur, lebih tidak
menentu dan lebih mengandung kompetisi meraih akses pada ilmu, modal dan pasar
di negara-negara kaya.
Kedua, sorotan ini tidak terlalu baru tapi sekarang
muncul ke permukaan yakni soal keamanan regional. Fenomena di Asia Tenggara
dengan prakarsa ASEAN mengukuhkan zona bebas nuklir termasuk salah satu ciri di
mana keamanan regional penting bagi kawasan ini. Ketiga, sorotan dunia jatuh
kepada masalah ekonomi-politik internasional.
Isu ini sebenarnya telah bangkit sekitar 1971-1972
ketika sistem Bretton Woods runtuh pada saat kebangkitan ekonomi Jerman dan
Jepang mulai menganggu pasar AS. Jika disorot lebih dalam, pembentukan
blok-blok ekonomi bisa dikatakan sebagai akibat dari menguatnya isu ini.
Perhatian keempat terpusat pada apa yang dinamana sebagai “3 in 1” yakni
lingkungan hidup, hak asasi manusia dan demokratisasi.
Dibandingkan dengan tiga tema di atas, isu ini sangat
dominan dalam pemberitaan pers internasional. Bahkan dalam setiap konferensi
dan pertemuan puncak, masalah ini tidak jarang disinggung terutama ketika
negara-negara industri menyoroti negara-negara yang sedang berkembang. Bilhari
Kausikan (1993), Direktur Biro Asia Timur dan Pasifik di Kemlu Singapura sudah
meramalkan bahwa isu HAM telah menjadi isu yang legitimate dalam hubungan antar
negara. Ia menyatakan, bagaimana sebuah negara memperlakukan warga negaranya
tak lagi masalah eksklusif sebuah negara.
Namun demikian, penekanan Barat terhadap HAM akan mempengaruhi
nada dan tekstur hubungan internasional pasca Perang Dingin. Menurut Kausikan,
isu-isu HAM menyangkut soal upah, kondisi bekerja, serikat buruh, standar
hidup, hak-hak wanita dan anak-anak, hiburan dan waktu cuti, keamanan dan tunjangan
sosial serta lingkungan. Ia melihat telah terjadi pemaksaan dari Barat untuk
menentukan standar HAM yang seharusnya dilaksanakan negara-negara di Asia misalnya.
Sedangkan Aryeh Neier, Direktur Human Rights Watch,
menyebutkan lebih spesifik nilai-nilai HAM yang disebarkan di seluruh dunia. Ia
antara lain menyinggung soal hak setiap orang bebas dari hukuman tak adil dan arbitrari,
persamaan ras, etnik, agama atau gender. Hal-hal ini ikut menentukan pola
hubungan antar negara.
Dan pada akhirnya dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa perubahan lingkungan mempengaruhi hubungan antar bangsa. Jika pada masa
Perang Dingin isu-isu ideologis dan militer sangat dominan. Hampir semua
hubungan antar bangsa diterjemahkan ke dalam konteks perang ideologi. Pada era
pasca Perang Dingin, tema-tema ideologis menyurut. Sebagai gantinya muncul
isu-isu seperti hak asasi manusia, politik-ekonomi dan demokratisasi sebagai
salah satu indikator yang menentukan hubungan internasional.
Antara Perang Dingin dan TI
Pada masa perang dingin ada beberapa hal yang
mempunyai kaitan erat dengan perkembangan teknologi dan informasi, dan beberapa
hal tersebut memunculkan rivalitas antara dua pihak utama yang berseteru dalam
perang dingin .Tapi rivalitas itu tidak selalu membawa kerugian. Berikut adalah
beberapa bentuk rivalitas dalam perang dingin:
Luar angkasa
Perang dingin ini juga membawa pengaruh besar pada
perkembangan keruangangkasaan yang kita miliki. Mungkin jika tidak ada perang
dingin, kita tidak akan tahu bagaimana bentuk tata surya kita. Pada saat itu
kedua negara yang bersengketa saling berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia
bahwa negara merekalah yang paling baik dengan menyebarkan doktrin-doktrin yang
mereka miliki.
Karena untuk meningkatkan gengsi negara mereka maka
mereka sama-sama berlomba untuk meluncurkan roket ke luar angkasa. Hasilnya,
kita semua menjadi tahu bahwa sebenarnya kita ada pada tata surya apa, kemudian
bagaimana bentuknya. Terlepas dari siapa yang pertama kali mengabarkan berita
ini, namun dengan adanya perang dingin ini secara tidak langsung juga berdampak
pada perkembangan ilmu pendidikan keruangangkasaan kita.
Perlombaan Teknologi
Pada masa perang dingin sains dan teknologi yang
terpaut dengan kegiatan militer mendapat sorotan yang lebih dari pemerintah.
Pemerintah bersedia mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan IPTEK di negara
mereka.
Pada periode ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu yang
mempelajari dampak sains pada masyarakat. Di negara-negara maju, teknologi di
era modern bukan lagi urusan individu atau komunitas berskala kecil. Teknologi
modern mempunyai tujuan-tujuan nasional pada wilayah ideologi, militer, ataupun
ekonomi dan bentuk kesadaran nasional untuk menggali sumber-sumber alam yang
ada. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan produksi barang dengan skala yang
besar.
Kegiatan Spionase
Perebutan hegemoni selama perang dingin antara Uni
Soviet dan Amerika Serikat terhadap berbagai kawasan baik di Eropa, Asia,
Amerika, dan Afrika selalu didukung oleh kegiatan agen intelijen yang mereka
miliki.
Kegiatan Spionase (mata-mata) tercermin dari tindakan
yang dilakukan oleh agen spionase kedua belah pihak yaitu antara KGB dan CIA.
KGB (Komitet Gusudarstvennoy Bezopasnosti) merupakan dinas intelijen sipil atau
dinas rahasia Uni Soviet sedangkan CIA (Central Intelligence Agency) yang
merupakan dinas rahasia Amerika Serikat yang bertugas untuk mencari keterangan
tentang negara-negara asing tertentu.
KGB dan CIA selalu berusaha untuk memperoleh informasi
rahasia mengenai segala hal yang menyangkut kedua belah pihak atau
negara-negara yang berada di bawah pengaruh kedua belah pihak. Mereka juga
membantu terciptanya berbagai ketegangan di dunia. Misalnya, CIA turut membantu
orang-orang Kuba di perantauan untuk melakukan serangan ke Kuba tahun 1961 yang
disebut Insiden Teluk Babi. Di pihak lain, Uni Soviet memberikan dukungan
kepada Fidel Castro (Presiden Kuba) dalam menghadapi invasi tersebut. Dalam
proses spionase tersebut tentunya dibutuhkan produk-produk TI yang mumpuni. Dan
dua negara tersebut tentunya berlomba-lomba dalam menciptakan produk atau
gadget-gadget yang mendukung kegiatan spionase tersebut. Dan itu memeberikan
keuntungan bagi dunia TI.
Dan dari ketiga hal diatas dapat kita ketahui bahwa
dalam hubungan internasional, baik itu hubungan internasinal dalam artian
positif maupun negatif, peranan teknologi dan informasi sangat menunjang dalam
berlangsungnya proses tersebut. Dari beberapa hal yang telah disebukan di atas dapat
kita ambil contohnya, sebagai akibat dari konsep BoP (balance of pewer) yang
berkembang di antara Negara-negara yang berseteru maka terjadilah beberapa
persaingan dalam bidang tersebut. Dan persaingan tersebut ternyata membawa keuntungan
bagi kita. Misalnya dalam bidang luar angkasa, kita harus banyak-banyak
berterima kasih kepada AS dan Uni Soviet, karena akibat persaingan mereka kita
bisa mengerti seperti apa wujud luar angkasa. Selain itu perlombaan dalam
bidang teknologi maupun militer juga memberikan keuntungan yang signifikan yang
sampai saat ini masih dapat kita rasakan.
Jadi dalam setiap pola kehidupan masyarakat maupun negara
baik di masa lalu maupun di masa yang akan datang TI memiliki peranan yang
penting dalam berlangsungnya kehidupan tersebut.
Dampak Dari Perang Dingin
Dampak Positif
Selama Perang Dingin berlangsung perkembangan IPTEK
maju pesat karena kedua Blok ini banyak melakukan pengembangan dan mempunyai
hasil yang sangat bagus terutama masalah eksplorasi luar angkasa. Perang Dingin
adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan
kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni
Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun
1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer;
ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan
teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi.
Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya
tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada
tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk
menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.
Dampak Positif di Tiap Bidang:
Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi ternyata perang dingin juga
membawa dampak positif pada perekonomian dunia. Baik itu secara sengaja maupun
tidak sengaja. Hal ini ditandai dengan munculnya negara super power. Dengan
adanya negara super power, maka perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para
pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan
sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal mereka ke negara-negara
berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka
juga melambung tinggi.
Namun siapa sangka bahwa hal di atas juga berdampak
baik bagi negara yang ditempati untuk membuka usaha para pemilik modal.
Pertumbuhan ekonomi di negara itu juga akan tumbuh pesat. Jadi keduanya
diuntungkan dalam usaha ekonomi ini. Pada saat itu negara pemilik modal yang
berlomba-lomba untuk menguasai dunia perekonomian, secara tidak langsung juga
membawa unsur politik di dalamnya. Sehingga pemilik modal besar mendapatkan
keuntungan besar, sementara negara yang modalnya terbatas keuntungannya juga
kecil. Karena itu munculah istilah globalisasi ekonomi di masyarakat. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah beberapa tindakan seperti misalnya
menyatukan mata uang. Contoh yang sangat terlihat adalah negara-negara di
kawasan eropa yang menyatukan mata uang mereka menjadi Euro.
Bidang Militer
Karena adanya rasa iri di antara negara-negara yang
berseteru, masing-masing negara mulai meningkatkan persenjataannya. Mereka
melakukan hal ini agar tidak kalah dengan negara besar. Dengan begitu
persaingan senjata semakin maju dan berkembang pesat. Itu semua memacu tiap
negara untuk terus mengembangkan pertahanan negaranya masing-masing.
Bidang Sosial Budaya
Menyebarnya isu-isu HAM mulai sedikit demi sedikit
mengglobal. Secara langsung adanya undang-undang tentang HAM mulai diakui,
karena itu rakyat menyetujui peresmian HAM itu sendiri. Dengan adanya HAM,
rakyat semakin percaya akan adanya demokrasi dan tidak ada lagi penindasan bagi
kaum lemah.
Luar angkasa
Perang dingin ini juga membawa pengaruh besar pada
perkembangan keruangangkasaan yang kita miliki. Mungkin jika tidak ada perang
dingin, kita tidak akan tahu bagaimana bentuk tata surya kita. Pada saat itu
kedua negara yang bersengketa saling berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia
bahwa negara merekalah yang paling baik dengan menyebarkan doktrin-doktrin yang
mereka miliki. Karena untuk meningkatkan gengsi negara mereka maka mereka
sama-sama berlomba untuk meluncurkan roket ke luar angkasa. Hasilnya, kita
semua menjadi tahu bahwa sebenarnya kita ada pada tata surya apa, kemudian
bagaimana bentuknya. Terlepas dari siapa yang pertama kali mengabarkan berita
ini, namun dengan adanya perang dingin ini secara tidak langsung juga berdampak
pada perkembangan ilmu pendidikan keruang angkasaan kita.
Teknologi
Pada masa perang dingin sains dan teknologi yang
terpaut dengan kegiatan militer mendapat sorotan yang lebih dari pemerintah.
Pemerintah bersedia mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan IPTEK di negara
mereka. Pada periode ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu yang mempelajari dampak
sains pada masyarakat. Di negara-negara maju, teknologi di era modern bukan
lagi urusan individu atau komunitas berskala kecil. Teknologi modern mempunyai
tujuan-tujuan nasional pada wilayah ideologi, militer, ataupun ekonomi dan
bentuk kesadaran nasional untuk menggali sumber-sumber alam yang ada. Ini juga
bertujuan untuk mewujudkan produksi barang dengan skala yang besar.
Dampak Negatif
Perang Dingin ini juga membawa dampak yang negatif
pula, selama Perang Dingin berlangsung masyarakat mengalami ketakutan akan
perang nuklir yang lebih dahsyat dari perang dunia kedua. Dampak lainnya adalah
terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang
dipisahkan oleh Tembok Berlin.
Dampak Negatif di Tiap Bidang:
Bidang Militer
Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara
pesat oleh kedua negara, maka masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar
biasa akan adanya kemungkinan perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua negara
yang bersengketa itu. Saat itu memang sempat beredar rumor bahwa uni soviet
sudah meletakkan nuklir-nuklirnya di Kuba dan diarahkan ke Amerika. Mendapat
ancaman nuklir seperti itu Amerika tidak tinggal diam. Amerika kemudian
menandatangani terbentuknya NATO. Ini adalah suatu organisasi pertahanan yang
kira-kira menyetujui tentang perjanjian bahwa apabila salah satu negaranya
diserang maka dianggap sebagai serangan terhadap NATO. Setelah mengetahui hal
ini maka pemerintah Uni Soviet menarik kembali rudal-rudal nuklirnya dari Kuba.
Bidang Politik
Dampak dalam bidang politik dapat kita lihat dari
dibangunnya tembok berlin di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan
Jerman Timur. Dalam perang dunia kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi
2, yaitu Jerman Barat yang beribu kota di Bonn dan Jerman Timur yang beribu kota
di Berlin. Negara ini mengalami perpecahan karena adanya 2 paham yang berbeda
berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut Jerman Barat dan Komunis yang Dianut
Jerman Timut. Dalam perjalanan pemerintahannya, Jerman Barat mengalami
perkembangan yang jauh lebih pesat daripada Jerman Timur. Oleh sebab itu,
banyak orang Jerman Timur yang memutuskan untuk hijrah ke Jerman Barat. Namun
karena saat itu terjadi perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, Uni soviet
merasa tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat. Kerena itu
Uni soviet mendanai dan mendukung untuk membangun sebuah tembok yang berada di
kota Berlin yang menyebabkan terbelahnya kota itu. Selain itu di tembok ini, Uni
Soviet juga menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih berani
untuk menyebrang. Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai simbol bagi
perang dingin.
Kritik dan Saran
Diibaratkan seperti pisau, kalau yang memegangnya adalah orang baik maka pisau itu hanya sekadar pisau yang biasa digunakan di dapur untuk memotong buah atau sayur. Namun apabila dipegang oleh orang yang tidak baik, maka pisau itu bisa menjadi senjata pembunuh. Demikian pula teknologi. Teknologi diciptakan dan terus mengalami perubahan agar hidup manusia jadi lebih baik dan mudah. Namun bagaimana kita memakai teknologi itu kembali lagi pada pribadi masing-masing. Untuk kepentingan apa kita memakai teknologi? Memulai perang kah? Memulai perdamaian kah? Mungkin saja. Saran Penulis untuk para pembaca, ketika kita diberi nikmat untuk menciptakan sesuatu atau nikmat pemahaman akan sesuatu yang melampaui orang-orang di sekitar kita, gunakanlah nikmat tersebut untuk kebaikan. Jangan memulai lagi keburukan-keburukan yang sudah berakhir, jadikan masa lalu sebagai bahan evaluasi kita saat ini. Manfaatkan teknologi untuk kepentingan orang banyak, bukan malah merusak dan merugikan orang lain.
sumber
Memberdayakan Kaum Miskin oleh Merphin Panjaitan
Comments
Post a Comment