Skip to main content

Penduduk - Migrasi

World Population Growth - 2012

World Population Growth - 2013

World Population Growth - 2014

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan baik untuk tinggal permanen maupun semi-permanen yang biasanya melintasi batas politik. Sebagai contoh dari tinggal semi-permanen adalah perpindahan musiman buruh tani pendatang. Orang-orang dapat memilih untuk pindah (migrasi sukarela) atau dipaksa pindah (migrasi dengan paksaan). Migrasi telah terjadi sepanjang sejarah manusia, dimulai dengan perpindahan kelompok-kelompok manusia pertama dari tempat asal mereka di Afrika Timur ke tempat mereka berada saat ini. Migrasi terjadi dalam berbagai macam skala: antar benua (intercontinental), antar negara di benua tersebut (intracontinental), dan dalam negeri (interregional). Salah satu pola migrasi yang paling signifikan adalah perpindahan dari desa ke kota dalam rangka mencari berbagai macam kesempatan.

Macam-Macam Migrasi
  1. Migrasi Internal: Perpindahan ke dalam wilayah, negera, atau benua yang sama.
  2. Migrasi External: Perpindahan ke wilayah, negera, atau benua yang berbeda.
  3. Emigrasi: Meninggalkan suatu negara untuk pindah ke negara lain (misal, para Peziarah beremigrasi dari London).
  4. Imigrasi: Pindah ke negara baru (misal, para Peziarah bermigrasi ke Amerika).
  5. Pemindahan Penduduk: Ketika pemerintah memaksa sekelompok besar masyarakat keluar dari suatu wilayah, biasanya karena alasan etnis atau agama. Disebut juga tanpa sukarela atau migrasi paksaan.
  6. Dorongan Bermigrasi: (disebut juga migrasi keterpaksaan): Masyarakat tidak dipaksa keluar dari negara mereka, tetapi hanya meninggalkan karena situasi yang tidak menguntungkan seperti peperangan, masalah politik, atau penganiayaan agama.
  7. Migrasi Bertahap: Serangkaian tahap migrasi pendek dan tidak ekstrim dari tempat asli seseorang menuju tujuan akhir, seperti pindah dari dusun, ke desa, ke kota kecil, dan akhirnya kota besar.
  8. Migrasi Rantai: Serangkaian migrasi dalam keluarga atau sekelompok tetap masyarakat. Migrasi Rantai sering dimulai dengan salah satu anggota keluarga yang mengirim uang untuk membawa anggota keluarganya yang lain ke tempat baru. Hasil Migrasi Rantai di lahan migrasi, pengelompokan orang-orang dari wilayah tertentu ke lingkungan tertentu atau kota-kota kecil
  9. Migrasi Kembali: Perpindahan imigran sukarela kembali ke tempat asal mereka. Disebut juga sebagai Migrasi Melingkar.
  10. Migrasi Musiman: Proses perpindahan selama periode waktu dalam menanggapi kondisi tenaga kerja atau iklim (missal, pekerja pertanian mengikuti panen atau bekerja di kota-kota luar musim, “snowbird - orang yang menghabiskan musim dingin di wilayah dengan iklim lebih hangat” pindah ke selatan dan barat daya Amerika Serikat selama musim dingin)

Proses Migrasi
Dengan adanya wilayah yang memiliki suatu nilai lebih maka banyak orang/penduduk pun yang akan pergi ke wilayah itu dikarenakan di wilayah ia tinggali sudah tidak ada lagi nilai lebihnya untuk berkelangsungan hidupnya. Proses migrasipun punya cara yaitu:
  1. Proses migrasi ia menetap di suatu wilayah
  2. Proses migrasi hanya sementara di wilayah itu sewaktu-waktu ia dapat kembali lagi ke wilayah tempat asalnya
  3. Hanya sekedar berlibur diwilayah itu

Proses keberangkatan migrasi bisa dilakukan dengan cara-cara tertentu misalkan kalau imigran hanya satu orang bisa melakukannya dengan naik sepeda motor, kalau imigran dengan banyak orang satu keluarga maka bisa melakukannya dengan naik kendaraan roda empat atau juga naik kapal laut itulah yang biasa dilakukan imigaran dalam melakukan migarasi di Negara Indonesia.
Tahun pun makin lama makin berlaju dan proses imigrasi pun menjadi sangat lebih pesat dan perubahan yang terjadi dari mulai tahun yang lalu higga tahu ini sangatlah banyak, pada tahun ini tercatat banyak sekali imigran illegal/gelap yang tidak mendaftarkan dirinya pada sensus penduduk pada kota asalnya balia semua itu terjadi begitu saja tanpa adanya rasa kesadaran maka makin lama akan terjadi kepadatan penduduk akan teradi dan susah menanganinya dikarenakan susahnya mendata para imigran.

Sumber

Comments

Popular posts from this blog

Reading 4 the 8th Meeting

Dracula - Chapter 1 The Road to Castle Dracula   My name is Jonathan Harker. I am a lawyer and I live in London. About seven years ago, some strange and terrible things happened to me. Many of my dear friends were in danger too. At last we have decided to tell the story of that terrible time. Part of my work is to find houses in England for rich people who live in foreign countries. At the beginning of 1875, I received a letter from Transylvania, a country in Eastern Europe. The letter was from a rich man called Count Dracula. He wanted to buy a house near London.   The Count ask me to find him an old house with a large garden. The price of the house was not important. I found him a large, old house to the east of London. I wrote to the Count and he agreed to buy it. There were many papers which he had to signs. To my surprise, Count Dracula invited me to visit him in his castle in Transylvania. ‘Bring the papers with you,’ he wrote in his letter. ‘I can sign them here...

Upacara Rambu Solo dan Ritual Ma'nene di Tana Toraja

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma. Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum tersen...

Komunikasi Lisan dan Negosiasi

A. Komunikasi Lisan dalam Rapat Di dalam pertemuan dan rapat setiap peserta harus menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap peserta hendaknya: - Mampu berkomunikasi secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab. - Mampu berperan sebagai komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan. - Mampu berperan sebagai komunikan yang sangat responsif namun tidak emosional. - Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian. - Mampu mengendalikan diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele. B. Komunikasi Lisan dalam Wawancara Wawancara pada dasarnya adalah obrolan biasa, hanya saja dengan topik tertentu, dan ada pihak yang lebih dominan bertanya (pewawancara) dan pihak lain dominan menjawab, menjelaskan, atau memberi informasi (narasumber).  Wawancara sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena ia merupakan sarana atau teknik pengump...