Skip to main content

eLearning

eLearning adalah memanfaatkan teknologi elektronik untuk mengakses kurikulum pendidikan di luar ruang kelas tradisional. Biasanya, eLearning mengacu kepada kursus, program atau kursus perguruan tinggi yang sepenuhnya disampaikan daring. Ada banyak istilah yang digunakan untuk menjelaskan pembelajaran yang disampaikan daring, via internet, mulai dari Distance Education, meng-komputerisasi pembelajaran elektronik, pembelajaran daring, pembelajaran internet, dan masih banyak lainnya. Dikutip dari laman web http://www.elearningnc.gov/, eLearning didefinisikan sebagai kursus yang menyampaikan secara spesifik melalui internet ke suatu tempat selain di ruang kelas di mana profesor mengajar. Bukan kursus yang disampaikan melalui DVD atau CD-ROM, video tape atau tayangan-tayangan televisi. eLearning itu interaktif, peserta bisa juga berkomunikasi dengan guru-guru, profesor atau peserta lainnnya di dalam kelas. Terkadang kursus disampaikan secara live yang peserta bisa menunjuk tangan ‘secara elektronik’ dan berinteraksi secara langsung dan terkadang kursusnya sudah dalam bentuk prerecorded. Akan selalu ada guru atau profesor yang berinteraksi/berkomunikasi dengan peserta dan menilai partisipasi, tugas dan ujian peserta.
Jika peserta bisa disiplin terhadap jadawal, kecepatan dan tempat, manfaat eLearning bisa dibilang hampir tidak bisa dihitung. Peserta bisa mempelajari materi di waktu senggang, sesuka hati, tanpa harus ke ruang kelas. Tidak ada masalah parkir atau pengeluaran, biaya transportasi, athletic fees, biaya penginapan dan layanan makanan, ditambah peserta bisa mengambil kelas di manapun dengan akses internet. Sudah banyak penelitian yang menunjukan bahwa peserta eLearning menguasai materi jauh lebih banyak dibandingkan peserta yang belajar di kelas tatap muka dengan instruktur. Materi disampaikan dengan konsisten dan bisa diulang dengan mudah kalau ingin memperoleh pemahaman lebih.

Sumber:
1. http://www.elearningnc.gov/about_elearning/what_is_elearning/
2. http://www.elearningnc.gov/about_elearning/benefits_of_elearning/

Comments

Popular posts from this blog

Reading 4 the 8th Meeting

Dracula - Chapter 1 The Road to Castle Dracula   My name is Jonathan Harker. I am a lawyer and I live in London. About seven years ago, some strange and terrible things happened to me. Many of my dear friends were in danger too. At last we have decided to tell the story of that terrible time. Part of my work is to find houses in England for rich people who live in foreign countries. At the beginning of 1875, I received a letter from Transylvania, a country in Eastern Europe. The letter was from a rich man called Count Dracula. He wanted to buy a house near London.   The Count ask me to find him an old house with a large garden. The price of the house was not important. I found him a large, old house to the east of London. I wrote to the Count and he agreed to buy it. There were many papers which he had to signs. To my surprise, Count Dracula invited me to visit him in his castle in Transylvania. ‘Bring the papers with you,’ he wrote in his letter. ‘I can sign them here...

Upacara Rambu Solo dan Ritual Ma'nene di Tana Toraja

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma. Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum tersen...

Komunikasi Lisan dan Negosiasi

A. Komunikasi Lisan dalam Rapat Di dalam pertemuan dan rapat setiap peserta harus menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap peserta hendaknya: - Mampu berkomunikasi secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab. - Mampu berperan sebagai komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan. - Mampu berperan sebagai komunikan yang sangat responsif namun tidak emosional. - Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian. - Mampu mengendalikan diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele. B. Komunikasi Lisan dalam Wawancara Wawancara pada dasarnya adalah obrolan biasa, hanya saja dengan topik tertentu, dan ada pihak yang lebih dominan bertanya (pewawancara) dan pihak lain dominan menjawab, menjelaskan, atau memberi informasi (narasumber).  Wawancara sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena ia merupakan sarana atau teknik pengump...